|
Pemandangan Dari Bumi Perkemahan |
Berhubung May Day ( 1 Mei 2015 ), senior dan alumni mengajak kami Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil UPI YAI ( @HIMSIP_YAI ) untuk menjelajah Gunung Papandayan 2622 MDPL, Garut. Alur ceritanya, setelah ujian tengah semester atau disebut UTS, kami pun bergegas berangkat ke Garut dengan menggunakan mobil pribadi dari salah satu rekan kami.
Dengan beranggota 14 orang berangkat menggunakan 2 mobil pribadi. Anggota tersebut adalah :
- Fredy Berhandser (2005) @berhandserfredy
- Rumantir Jo (2005)
- Resa Rinangga (2006) @rezagrandia
- Estu Budi Utomo (2008) @estu_ajje
- Irfan Hadarian (2008) @irfanhadarian
- Ari Sutrisno (2011) @Ari_Sutrisno
- Dendi Aril Aprianto (2011) @
- Disya Chandra Bachtiar (2011) @chandra1006
- Egga Galindra Satria Permadi (2011) @eggagalindrasp
- M. Indera Saputera (2011)
- Fadhil Azhar (2012)
- Doddy Rahman (2013)
- Rizky Fardani (Guest)
- Putri Anggiandari (Guest)
|
Ini dia angottanya
|
Perjalanan ke tujuan kami membutuhkan +- 8 jam dikarenakan macet (Pada Liburan Warga Jakarta). Sesampai di lokasi, ada satu guest lagi bernama Soyfian Yusuf a.k.a Encop. Setiba disana kami sarapan dan beristirahat sejenak. umtuk melanjutkan pendakian menuju puncak Papandayan.
|
Jalur Pendakian
|
Jalur ini tidak separah waktu di
Cikuray masih landai lumaya buat pemula, lewat jalur ini siap-siap aja hirup asap belerang yang bisa bikin kepala pusing, penting bawa buff.
Setelah melewati kawah belerang tempat selanjutnya adalah Hutan Mati
|
Penampakan Hutan Mati |
Setelah melewati Hutan Mati, tibalah di Pondok Saladah. Disanalah kami berkemah dan menikmati indah dan sejuknya suasana Gunung Papandayan. Lokasi perkemahan pendaki tidak jauh dari ladang bunga edelweis. Ternyata disana sudah banyak pendaki yang mendirikan tenda. Lebih dari seribu pendaki yang mendirikan tenda di Pondok Saladah. Pendaki pun saling saut menyaut suara yang terdengar dari pendaki lain. Setelah kami mendirikan tenda, kami pun memasak untuk makan siang.
|
Lokasi Perkemahan Kami |
|
Makan Siang Bersama |
Setelah makan siang ditambah lelah kami pun beristirahat. Ternyata cuaca di Gunung Papandayan tidak mendukung kelancaran acara kami. Saat sore hujan pun turun. Ada kesalahan yang terjadi yaitu pada saat penempatan tenda, kita harus bisa memprediksi apabila terjadi hujan, air akan mengalir ke arah mana. Apabila air akan melewati tenda kalian harus membuat aliran air di sekitar tenda. Tenda kami pun dilanda banjirrrr~.
Sleeping bag, jaket, baju dan pakaian lainnya ikut basah. Mau ga mau kami harus bertahan dengan baju yang menempel di tubuh kita saat itu.
Hujan tidak kurun berhenti sampai matahari terbit. Tidak banyak pendaki yang memaksa untuk melanjutkan pendakian. Kami pun lebih baik diam di dalam tenda untuk mememtingkan keselamatan semua anggota.
Walaupun hujan tidak berhenti sampa fajar, kami pun masih bisa berfoto ria di daerah ladang bunga edelweis. Tidak kalah indah pemandangan di ladang bunga edelweis.
|
Area Ladang Bunga Edelweis |
Kami pun puas berfoto ria dengan pemandangan yang menakjubkan. Puas berfoto ria kami pun bergegas untuk turun dari Gunung Papandayan.
Kami turun melewati jalur yang berbeda, di sana kami melewati hutan mati dan kawah gunung Papandayan.
|
Di Hutan Mati |
|
Kawah Gunung Papandayan |
Mantappppp
BalasHapusMantabsss
BalasHapus